Batuk Berdarah: Penyebab dan Cara Mencegahnya
HEMOPTISIS atau batuk darah merupakan gejala yang tidak jarang ditemukan pada praktik sehari-hari dan berpotensi menyebabkan kematian. Kasus batuk darah ini bervariasi, dapat berupa batuk darah yang self-limiting sampai ke batuk darah masif yang mengancam nyawa. Mortalitas dari batuk darah masif ini berkisar antara 50%, dengan prevalensi sekitar 5% dari seluruh kasus batuk darah. Kematian pada batuk darah dapat terjadi akibat banyaknya darah pada saluran pernafasan sehingga menyebabkan sesak dan diikuti oleh gagal sistem kardiovaskular. Di Indonesia, prevalensi batuk darah pada pasien rawat inap di salah satu RS pusat rujukan nasional tahun 2007 dan 2008 sebesar 30,99% dan 34,68%. Penyebab dari batuk darah ini beragam, di antaranya adalah penyakit jaringan paru, penyakit saluran nafas, dan penyakit vaskuler. Namun dari beberapa penelitian, 3-42% pasien dengan batuk darah penyebabnya tidak dapat diketahui. Pasien dengan batuk darah masif sebaiknya selalu dianggap kondisi yang mengancam nyawa yang memerlukan terapi yang cepat, tepat, dan efektif. Pada artikel ini, akan dibahas mengenai batuk darah. Apa itu Batuk Darah? Batuk darah atau yang dikenal sebagai hemoptisis adalah batuk yang disertai darah atau batuk dahak bercampur darah yang berasal dari saluran nafas bawah. Apakah Perbedaan Batuk Darah dengan Muntah Darah? Ciri-ciri darah dalam kasus batuk darah diantaranya berwarna merah muda atau merah terang dan ada juga yang memiliki tekstur berbusa atau bahkan bercampur dengan dahak. Hal tersebut dapat dibedakan dengan darah dari saluran pencernaan yang berwarna gelap, disertai noda hitam seperti bubuk kopi, makanan dan keluhan mual atau muntah. Bagaimanakah Cara Menilai Keparahan Batuk Darah? Berdasarkan volume darah yang dikeluarkan dalam rentang waktu 24 jam, yaitu:
- Hemoptisis masif atau mengancam nyawa. Para ahli memiliki panduan berbeda kisarannya antara 100 mililiter (ml) hingga 1 liter dan ada juga yang menyebutkan sedikitnya 600 ml dalam 24jam.
- Hemoptisis non-masif atau tidak mengancam nyawa. Volume darah yang dikeluarkan sekitar 25-250 ml (sekitar satu cangkir).
- Hemoptisis ringan. Volume darah yang dikeluarkan kurang dari 25 ml atau kurang dari satu sendok makan.
- Sekitar 90% kasus batuk darah dapat sembuh sendiri tetapi kurang dari 5% dapat menjadi berat atau masif bahkan mengancam jiwa.
- Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Di Indonesia, penyebab tersering batuk darah adalah akibat TB Paru.
- Infeksi pada paru-paru (pneumonia) atau infeksi pada bronkus (bronchitis)
- Bronkiektasis adalah kerusakan dan pelebaran permanen pada bronkus dan saluran nafas. Kondisi ini menyebabkan batuk darah dan penumpukan lendir di dalam saluran nafas.
- Kanker paru-paru.
- Luka berat atau trauma pada paru-paru.
- Penyakit autoimun seperti lupus.
- Gagal jantung, kadang pada kondisi ini dapat terjadi batuk disertai dahak berwarna merah muda.
- Efek samping obat-obatan pengencer darah.
- Gangguan pembuluh darah paru-paru.
- Apa Saja Komplikasi Batuk Darah?
- Komplikasi yang dapat terjadi pada batuk darah ini terutama batuk massif seperti sesak nafas, kekurangan banyak volume darah (syok hypovolemia), anemia dan aspirasi dimana masuknya bekuan darah ke dalam jaringan paru yang sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: